
Di dunia sepak bola, loyalitas adalah nilai luhur yang diagungkan oleh para suporter. Namun ketika seorang pemain pindah ke klub rival, atau pergi dengan cara yang dianggap “tidak bermoral”, maka cinta itu bisa seketika berubah menjadi kebencian mendalam.
Beberapa pemain, meski sukses besar di klub barunya, tak pernah bisa menghapus label “pengkhianat” dari mata fans klub lama. Inilah daftar pemain yang paling dicap pengkhianat dalam sejarah sepak bola.
🔥 1. Luis Figo (Barcelona → Real Madrid)
Tahun: 2000
Konteks: Transfer paling kontroversial dalam sejarah El Clásico. Figo adalah idola Camp Nou, tetapi pindah ke rival bebuyutan, Real Madrid, dengan rekor transfer dunia.
Reaksi: Dilempari kepala babi saat kembali ke Camp Nou.
Status: Pengkhianat abadi di mata fans Barça.
🔥 2. Sol Campbell (Tottenham → Arsenal)
Tahun: 2001
Konteks: Kapten Spurs saat itu memutuskan bergabung dengan rival berat Arsenal secara gratis. Keputusan ini mengejutkan dunia sepak bola Inggris.
Reaksi: Dijuluki “Judas”, dikecam oleh seluruh basis fan Tottenham.
Status: Salah satu “musuh nomor satu” di White Hart Lane sampai hari ini.
🔥 3. Robin van Persie (Arsenal → Manchester United)
Tahun: 2012
Konteks: Kapten Arsenal, top skor tim, dan pahlawan Emirates Stadium memilih pindah ke Manchester United demi ambisi gelar juara.
Reaksi: Fans menyebutnya “Snakeman”, merasa dikhianati karena pindah ke musuh lama.
Status: Dihormati secara profesional, tapi dicemooh di kalangan Gooners garis keras.
🔥 4. Carlos Tevez (Manchester United → Manchester City)
Tahun: 2009
Konteks: Setelah tak dipermanenkan oleh MU, Tevez malah bergabung dengan rival sekota, Manchester City.
Reaksi: Billboard “Welcome to Manchester” dengan wajah Tevez memperburuk situasi.
Status: Dibenci oleh fans United, dipuja oleh Cityzens.
🔥 5. Ashley Cole (Arsenal → Chelsea)
Tahun: 2006
Konteks: Cole dianggap sebagai bek kiri terbaik di Inggris. Ia dituduh bertemu diam-diam dengan manajemen Chelsea saat masih terikat kontrak.
Reaksi: Dijuluki “Cashley Cole” oleh fans Arsenal.
Status: Ikon pengkhianatan karena dianggap menjual kesetiaan demi uang.
🔥 6. Mauro Icardi (Inter Milan → PSG)
Tahun: 2019
Konteks: Icardi adalah kapten dan top skor Inter, tetapi hubungannya memburuk karena konflik kontrak dan peran agen sekaligus istrinya, Wanda Nara.
Reaksi: Dicap egois, tidak respek, dan merusak harmoni tim.
Status: Hubungannya dengan fans Inter tidak pernah pulih, meski ia pernah jadi idola.
🔥 7. Gonzalo Higuaín (Napoli → Juventus)
Tahun: 2016
Konteks: Setelah mencetak 36 gol dalam semusim, Higuaín pindah ke Juventus, musuh utama Napoli, yang kerap “membeli” bintang lawan di Serie A.
Reaksi: Kausnya dibakar, dan ia disambut dengan cemoohan saat kembali ke San Paolo.
Status: Pengkhianat nomor satu di Napoli era modern.
🔥 8. John Obi Mikel (Manchester United… seharusnya)
Tahun: 2006
Konteks: MU mengumumkan perekrutan Mikel dari Lyn Oslo, tetapi ia kemudian pindah ke Chelsea setelah drama hukum dan tekanan agen.
Reaksi: Fans MU menganggapnya mempermainkan klub.
Status: Simbol kekalahan United dalam saga transfer.
❓ Apakah Semua Layak Dicap Pengkhianat?
Label “pengkhianat” sering kali bergantung pada persepsi fanatisme, bukan realita kontrak atau profesionalisme. Beberapa pemain hanya mencari tantangan baru, ingin trofi, atau merasa tak dihargai klub lamanya.
Namun bagi fans garis keras, pindah ke rival berarti dosa besar, apa pun alasannya.
🎯 Kesimpulan: Cinta dan Benci Tipis Batasnya
Sepak bola bukan hanya permainan. Ia juga soal emosi, identitas, dan sejarah. Pemain yang pindah klub bukan sekadar bertukar seragam — mereka juga berpindah dari satu keluarga ke keluarga lain. Bagi fans, rasa ditinggalkan oleh idola tak ubahnya dikhianati oleh orang terdekat.
