
Jayapura, 9 Agustus 2025 – Tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BRIN) dan Universitas Cenderawasih berhasil menemukan spesies anggrek baru di kawasan Pegunungan Cyclops, Papua. Anggrek ini memiliki bentuk bunga unik dengan warna perpaduan kuning cerah dan ungu tua, yang belum pernah tercatat dalam literatur botani sebelumnya.
Ketua tim penelitian, Dr. Melani Wenas, menjelaskan bahwa anggrek tersebut ditemukan pada ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, tumbuh menempel pada batang pohon besar di hutan hujan pegunungan. “Bentuk kelopaknya menyerupai sayap burung cendrawasih, sehingga kami memberi nama sementara Dendrobium cenderawasihensis,” ujarnya.
Penemuan ini merupakan hasil ekspedisi selama dua minggu yang bertujuan memetakan keanekaragaman flora di kawasan tersebut. Selain anggrek baru, tim juga mencatat keberadaan beberapa spesies tumbuhan langka yang terancam punah akibat perambahan hutan.
Pemerintah daerah Papua menyambut baik temuan ini dan berkomitmen menjaga kelestarian habitatnya. Kepala Dinas Kehutanan Papua, Yohanis Kogoya, menegaskan akan memperluas zona konservasi di Pegunungan Cyclops. “Spesies ini berpotensi menjadi ikon botani Papua dan menarik wisatawan minat khusus,” katanya.
Pengamat botani, Prof. Rudi Santosa, menilai penemuan spesies baru ini memperkuat posisi Papua sebagai salah satu hotspot keanekaragaman hayati dunia. “Banyak wilayah di Papua yang belum tersentuh penelitian intensif. Kemungkinan masih ada puluhan spesies flora dan fauna baru yang menunggu ditemukan,” jelasnya.
BRIN berencana menerbitkan hasil penelitian ini di jurnal ilmiah internasional dalam waktu dekat, sekaligus mengajukan proses registrasi resmi nama spesies baru tersebut ke International Orchid Register.
Temuan ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga hutan hujan tropis Papua dari ancaman deforestasi, demi melindungi kekayaan hayati yang menjadi warisan tak ternilai bagi dunia.