
Pulau Tomia adalah salah satu dari empat pulau utama yang membentuk Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Terletak di bagian tenggara Indonesia, Tomia menawarkan keindahan bawah laut kelas dunia, lanskap tropis yang memukau, serta budaya lokal yang kaya dan ramah. Dibandingkan Wangi-Wangi atau Kaledupa, Tomia lebih tenang, menjadikannya destinasi ideal bagi mereka yang mencari ketenangan, petualangan alam, dan interaksi hangat dengan masyarakat lokal.
Keindahan Laut Tak Tertandingi
Tomia merupakan bagian dari Taman Nasional Wakatobi, yang dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Perairan di sekitar Tomia menawarkan beragam spot diving dan snorkeling dengan kondisi terumbu karang yang sangat sehat dan warna-warni.
Beberapa lokasi menyelam terbaik di Tomia:
-
Roma’s Reef
Spot diving paling populer di Tomia, terkenal karena terumbu karang berwarna-warni, ikan tropis dalam jumlah besar, dan visibilitas air yang sangat jernih. -
Ali Reef dan Cornucopia
Lokasi diving yang menantang dengan dinding terumbu karang curam dan arus laut yang menyimpan banyak kehidupan laut unik. -
House Reef Onemobaa
Cocok untuk snorkeling pemula, hanya beberapa meter dari pantai dengan keindahan karang yang sudah bisa dinikmati langsung.
Bukit Kayangan: Negeri di Atas Awan
Salah satu ikon wisata darat Pulau Tomia adalah Bukit Kayangan, sebuah perbukitan hijau yang menawarkan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang luar biasa. Dari atas bukit, wisatawan dapat melihat hamparan laut biru, gugusan pulau Wakatobi, dan langit tropis yang dramatis. Tempat ini sangat cocok untuk berkemah, bersantai, dan berfoto-foto.
Budaya dan Kehidupan Masyarakat Lokal
Masyarakat Tomia dikenal sangat ramah dan menjunjung tinggi nilai gotong royong dan adat istiadat. Banyak di antara mereka hidup dari laut, bertani, atau mengelola penginapan lokal berbasis keluarga.
Beberapa aspek budaya yang menarik:
-
Tarian Lariangi
Tarian tradisional Wakatobi yang kerap dipertunjukkan dalam penyambutan tamu dan acara budaya lokal. -
Upacara Adat Safara
Ritual pembersihan kampung dari roh-roh jahat dan bentuk rasa syukur terhadap alam dan leluhur. Biasanya dilakukan setahun sekali dan diikuti seluruh masyarakat. -
Kampung Kahedupa dan Bahari
Desa-desa tua dengan arsitektur rumah panggung, tempat Anda bisa menyelami kehidupan masyarakat Tomia secara langsung.
Kuliner Khas Pulau Tomia
Kuliner Tomia sangat lekat dengan hasil laut dan rempah-rempah lokal. Beberapa sajian yang wajib dicoba:
-
Parende – sup ikan segar dengan kuah berbumbu kuning khas Sulawesi.
-
Luluta – nasi bambu yang dimasak menggunakan santan dan daun aromatik.
-
Ikan bakar colo-colo dan kue bagea sagu – perpaduan rasa laut dan manis yang unik.
Akses dan Fasilitas
Untuk mencapai Pulau Tomia, wisatawan bisa:
-
Terbang ke Bandara Matahora di Wangi-Wangi, lalu melanjutkan perjalanan laut menggunakan kapal cepat atau kapal kayu ke Tomia (±3–4 jam).
-
Dari Baubau atau Kendari, perjalanan bisa ditempuh melalui pelabuhan Kaledupa sebelum menyebrang ke Tomia.
Fasilitas wisata di Tomia cukup memadai, mulai dari homestay milik warga, eco-lodge, hingga dive resort sederhana. Beberapa penginapan menawarkan paket diving/snorkeling lengkap dengan pemandu lokal berlisensi.
Penutup
Pulau Tomia adalah permata tersembunyi di Wakatobi—tenang, alami, dan sarat makna budaya. Di sinilah Anda bisa menyelam di lautan sebening kristal, menyaksikan langit tropis dari puncak bukit, dan bercengkerama dengan masyarakat yang menjaga kearifan lokal mereka dengan sepenuh hati.
Jika Anda mencari perjalanan yang menyentuh hati, memanjakan mata, dan memperkaya jiwa, maka Pulau Tomia adalah destinasi yang wajib Anda kunjungi.
