Yogyakarta, 7 Juli 2025 — Sebuah video yang memperlihatkan seorang driver ojek online membagikan kalimat motivasi lewat megafon di lampu merah kawasan Gejayan viral di media sosial. Sosok yang diketahui bernama Bambang Triono (35) ternyata bukan pengemudi biasa — ia adalah lulusan S2 Psikologi UGM yang memilih menjadi driver ojol sambil menyebarkan semangat dan harapan kepada warga kota.
Dalam video berdurasi 2 menit 45 detik yang pertama kali diunggah oleh akun TikTok @suara.jalanan, Bambang terdengar berkata:
“Rejeki nggak selalu datang dari ijazah. Tapi dari ketulusan. Kalau hidupmu berat, kamu nggak sendiri. Tarik napas, kita lanjut bareng.”
Video itu telah ditonton lebih dari 12 juta kali dalam 24 jam dan dibanjiri komentar positif dari netizen yang menyebutnya sebagai “pahlawan kecil dengan suara besar.”
Kisah Bambang: Antara Ijazah, Idealisme, dan Realita
Dalam wawancara dengan media lokal, Bambang menjelaskan bahwa ia menyelesaikan pendidikan S2 pada 2022, namun sulit mendapatkan pekerjaan tetap karena minimnya lowongan tenaga psikolog klinis di daerah. Sambil menunggu peluang, ia memutuskan menjadi driver online.
Namun alih-alih larut dalam kekecewaan, Bambang justru memanfaatkan waktu “mengaspal” untuk membagikan semangat hidup kepada orang-orang yang ia temui. Sejak awal 2024, ia mulai membawa megafon kecil dan papan tulis portable berisi kutipan-kutipan motivasi buatan sendiri.
“Banyak orang kehilangan semangat bukan karena gagal, tapi karena merasa sendirian. Saya cuma pengen jadi suara kecil di tengah bisingnya kota,” ujar Bambang.
Respons Publik dan Undangan dari Berbagai Pihak
Setelah viral, Bambang diundang ke beberapa acara talkshow dan webinar pendidikan. Bahkan rektor UGM menyatakan bangga dan menyebutnya sebagai “alumni dengan kontribusi sosial luar biasa.”
Beberapa perusahaan juga menyampaikan minat untuk mempekerjakannya sebagai motivator internal, HR trainer, bahkan content creator edukasi. Namun Bambang menyatakan, ia akan tetap menjadi driver ojol hingga akhir tahun sebagai bentuk komitmen kepada komunitas jalanan.
Fenomena Baru: Edukasi di Ruang Publik
Fenomena Bambang dianggap sebagai bentuk baru dari edukasi mikro di ruang publik. Sosiolog dari Universitas Atma Jaya menyebutnya sebagai “manifestasi literasi emosional di tengah masyarakat urban yang mulai kehilangan interaksi sosial.”
Kesimpulan
Kisah Bambang Triono membuktikan bahwa pengaruh tidak selalu datang dari panggung besar. Di tengah bising klakson dan debu jalanan, suara dari megafon kecil bisa menyalakan ulang semangat hidup banyak orang.
Tak selalu perlu ruang kelas atau panggung megah untuk jadi inspirasi. Kadang, cukup berdiri di perempatan, memegang megafon — dan menyuarakan harapan.