Rusia menghadapi dampak signifikan dari sanksi ekonomi internasional yang ditujukan untuk membatasi pendapatan dari sektor energi, terutama minyak dan gas. Meskipun Rusia berhasil mengalihkan sebagian ekspor energi ke pasar non-Barat, sanksi yang semakin ketat memengaruhi stabilitas fiskal dan strategi geopolitiknya.
Dampak Sanksi terhadap Ekspor Minyak dan Gas
Sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya bertujuan untuk menurunkan harga minyak Rusia dan membatasi pendapatan negara. Pada 3 September 2025, harga batas atas (price cap) untuk minyak mentah Rusia diturunkan dari $60 menjadi $47,6 per barel. Selain itu, mulai 21 Januari 2026, Uni Eropa akan melarang impor produk minyak olahan yang berasal dari minyak Rusia, meskipun diproses di negara ketiga. Langkah ini menargetkan negara-negara seperti India yang sebelumnya mengimpor minyak Rusia dengan harga diskon dan mengekspor produk olahan ke Eropa .Reuters+3Trade Compliance Resource Hub+3Regeringskansliet+3Reuters
Meskipun demikian, Rusia telah mengalihkan sebagian ekspor energi ke pasar Asia, terutama Tiongkok dan India. Namun, sanksi terhadap perusahaan energi Rusia, seperti Rosneft, memengaruhi aliran perdagangan ini. Misalnya, dua kapal tanker yang dijadwalkan untuk memuat bahan bakar dari kilang Nayara Energy di India, yang sebagian dimiliki oleh Rosneft, memilih untuk tidak melanjutkan rencana tersebut setelah sanksi Uni Eropa diterapkan .The Times of India+2Reuters+2Reuters+2
Pendapatan Energi dan Dampak Fiskal
Pendapatan Rusia dari ekspor energi mengalami penurunan sejak diberlakukannya sanksi. Analisis menunjukkan bahwa penegakan penuh batas harga dapat mengurangi pendapatan ekspor Rusia sebesar 11% hingga Juni 2025. Namun, Rusia masih berhasil mempertahankan sebagian pendapatan melalui penggunaan armada kapal “shadow fleet” yang tidak terdaftar secara resmi dan transaksi yang kurang transparan .PoskotaReuters+2Wikipedia+2Wikipedia+2
Strategi Diversifikasi dan Aliansi Baru
Untuk mengurangi dampak sanksi, Rusia berupaya memperkuat hubungan dengan mitra non-Barat. Presiden Vladimir Putin menekankan pentingnya meningkatkan ekspor energi ke negara-negara Asia dan membangun infrastruktur baru untuk mendukung hal tersebut . Selain itu, Rusia juga berusaha mengembangkan sektor energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi produksi untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor energi fosil.THE VOICE OF VIETNAM
Kesimpulan
Meskipun Rusia berhasil mengalihkan sebagian ekspor energinya ke pasar non-Barat, sanksi yang semakin ketat dan upaya untuk membatasi pendapatan dari sektor energi menambah tantangan bagi stabilitas ekonomi dan geopolitik negara tersebut. Langkah-langkah diversifikasi dan penguatan aliansi baru menjadi kunci bagi Rusia dalam menghadapi tekanan ekonomi global.