Toxicity dalam game kompetitif telah menjadi isu serius yang memengaruhi kualitas pengalaman bermain dan reputasi industri esports. Publisher game memiliki peran kunci dalam mengatasi masalah ini melalui berbagai pendekatan teknis dan sosial. Berikut adalah langkah-langkah yang diambil oleh beberapa publisher terkemuka:
🎯 Intervensi Publisher dalam Mengatasi Toxicity
1. Sistem Moderasi Real-Time dengan AI
Riot Games, pengembang Valorant, menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk memantau percakapan suara secara langsung. Sistem ini dapat mendeteksi perilaku toxic dan memberikan sanksi seperti membisukan pemain yang bersangkutan, memastikan respons cepat terhadap pelanggaran. Raidiant
2. Pembaruan Sistem Hukuman dan Pelaporan
Call of Duty, melalui Black Ops 6, telah memperkenalkan sistem moderasi teks dan suara yang lebih canggih. Sejak peluncuran, lebih dari 45 juta pesan teks yang melanggar telah diblokir, dan paparan terhadap chat suara yang toxic berkurang hingga 43%. Sardigreatdanes+2Call of Duty+2arXiv+2
3. Pendekatan Berbasis Komunitas
League of Legends sebelumnya menggunakan sistem “Tribunal”, di mana pemain dapat menilai laporan perilaku toxic. Meskipun sistem ini telah dihentikan, pendekatan berbasis komunitas tetap menjadi bagian dari strategi moderasi. Wikipedia+1arXiv+1
4. Kolaborasi Antar-Publisher
Ubisoft dan Riot Games telah bekerja sama untuk mengembangkan teknologi berbasis AI guna mendeteksi dan mengurangi perilaku toxic dalam game. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan bermain yang lebih sehat dan inklusif.
📊 Dampak Toxicity terhadap Industri
Penelitian menunjukkan bahwa perilaku toxic tidak hanya merugikan pemain secara individu, tetapi juga dapat memengaruhi keterlibatan pemain lain dan reputasi game secara keseluruhan. Misalnya, paparan terhadap perilaku toxic dapat meningkatkan kemungkinan pemain untuk terlibat dalam perilaku serupa, menciptakan siklus negatif dalam komunitas.
🧠 Tantangan dan Solusi
Tantangan:
-
Anonymity dan Kompetisi: Anonymity dalam game online sering kali mendorong perilaku toxic, terutama dalam lingkungan kompetitif. OregonNews
-
Normalisasi Perilaku Toxic: Beberapa pemain menganggap perilaku toxic sebagai bagian dari budaya game, sehingga kurangnya pelaporan menjadi masalah. Utrecht University
Solusi:
-
Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran pemain tentang dampak negatif perilaku toxic dan pentingnya melaporkan pelanggaran.
-
Penguatan Sistem Moderasi: Mengembangkan dan menerapkan sistem moderasi yang lebih efektif dan responsif terhadap perilaku toxic.
-
Kolaborasi Industri: Mendorong kolaborasi antara publisher, pengembang, dan komunitas untuk menciptakan standar perilaku yang positif.
Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, publisher game dapat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan bermain yang lebih sehat dan menyenangkan bagi semua pemain.